Barusan aku selesai menonton sebuah film berjudul Night Train to Lisbon. Film itu bercerita tentang seorang professor yang mendapati dirinya berkelana di Kota Lisbon sambil merenungkan memoire dari seorang ex resisten Portugal. Sang profesor merasa bahwa hidup yang ia miliki membosankan, dan berkat menulusuri kehidupan Amadeo (sang ex resisten), gairahnya akan “hidup” seolah bangkit kembali dan dari situ ia menemukan excitement baru.
Aku justru menarik kesimpulan yang berbeda. Aku dapati bahwa dalam gambar yang lebih besar, seorang manusia bisa hidup melampaui umurnya dengan cara menulis. Seorang manusia boleh mati, otak boleh berhenti bekerja, paru-paru boleh berhenti berhembus, dan jantung boleh berhenti berdetak, tapi selama ia menulis, maka tulisannya akan hidup dari satu orang ke orang lain, dari imajinasi suatu kepala ke imajinasi kepala yang lain. Semua itu adalah alasan, mulai hari ini aku putuskan untuk menulis setiap hari. Entah sampai kapan, tapi aku ingin consciouness ku bisa exist melawan zaman, melawan umur yang entah sampai kapan aku punya.